Jika Anda ada niat berhenti merokok dan masih mengalami kesulitan untuk
berhenti merokok, tulisan ini tepat sekali untuk Anda baca guna
menguatkan kembali tekad Anda. Yuk simak selengkapnya disini.
Paling sedikit setidaknya
200.000 kematian terjadi setiap tahunnya akibat merokok, 25.000 kematian
di antaranya adalah para perokok pasif. Tak heran mengapa fatwa Majelis
Ulama Indonesia berwacana untuk menjatuhkan fatwa haram untuk konsumsi
rokok bagi umat islam. Pun wacana ini mengundang sejuta pro dan kontra.
Kerontokan rambut, kehilangan pendengaran dini, gangguan katarak pada
mata, kerusakan gigi, kanker rongga mulut, kanker mulut, kanker laring,
kanker perut, kanker osefagus, bronkhitis, kanker pankreas, kanker
ginjal, kanker kandung kemih, serviks, leukemia akut myelogenous,
penyakit jantung, gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, tekanan
darah tinggi, impotensi, disfungsi ereksi, gangguan kehamilan, cacat
pada janin, mengurangi jumlah dan kelainan bentuk sperma, kulit cepat
keriput serta rentan terkena osteoporosis merupakan sederetan penyakit
yang disebabkan oleh satu kegiatan, yakni merokok.
Karena tidak kurang dari 4000 zat kimia, 200 diantaranya beracun. Zat
kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas (85 persen) dan
partikel. Diantaranya nikotin, gas karbonmonoksida, nitrogen oksida,
hidrogen sianida, amoniak, akrolein, asetilen, benzaldehid, urethan,
benzen, methanol, kumarin, 4-etilkatekol, ortokresol dan perylene adalah
sebagian dari beribu-ribu zat di dalam rokok. Serta tak kurang, 43
jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh dan beberapa zat yang
sangat berbahaya yaitu tar, nikotin, karbon monoksida, dan sebagainya.
Tak ayal, paling sedikit setidaknya 200.000 kematian terjadi setiap
tahunnya akibat merokok, 25.000 kematian di antaranya adalah para
perokok pasif. Bahkan ditemukan, data biaya perawatan pasien rawat inap
yang mengidap penyakit akibat tembakau mencapai Rp 2,9 triliun per
tahun.
Jelas tidak mengherankan, Majelis Ulama Indonesia berwacana untuk
mengharamkan rokok dalam fatwanya. Tentunya wacana ini tak luput dari
pertentangan dari sebagian masyarakat. Namun terlepas dukungan para
pencinta tembakau ini, kebanyakan daripada mereka kurang memahami esensi
bahaya besar yang menghantui bagi kesehatan tubuh manusia.
Mengapa Merokok?
Bagi
sebagian orang, dengan merokok sanggup mendatangkan efek relaksasi dan
sugesti penambah percaya diri dalam kejiwaan seseorang. Salah satu
pemicu persentase pecandu rokok di Indonesia terus bertambah adalah gaya
hidup. Bahkan sebuah sugestif gaya hidup menyesatkan disampaikan pada sebuah
iklan rokok dengan nuansa penuh maskulin yang menambah kejantanan bagi
yang mengkonsumsi rokoknya. Justru sebaliknya, zat nikotin yang terdapat
pada semua jenis rokok menjadi penyebab disfungsi ereksi. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk membuktikan pengaruh rokok
terhadap disfungsi ereksi. Hirskowitz M, Karacan I, Howell JW, Arcasoy
MO, Williams RL dalam Journal of Urology melaporkan hubungan antara
merokok dengan fungsi ereksi pada 314 lelaki perokok yang mengalami
disfungsi ereksi. Dari penelitian tersebut didapatkan adanya keterkaitan
antara ketegangan penis (penile rigidity) selama ereksi malam
(nocturnal tumescence) berkorelasi terbalik dengan jumlah rokok yang
dikonsumsi per hari. Jadi makin banyak rokok yang dikonsumsi per hari
penile rigidity semakin lemah. Mekanisme medis korelasi rokok menjadi penyebab impotensi yakni adalah
karena rokok yang mengandung zat nikotin, yaitu suatu zat yang berbahaya
bagi tubuh manusia. Pajanan terhadap nikotin untuk jangka waktu yang
lama dapat mengakibatkan kerusakan pembuluh darah perifer (pembuluh
darah tepi). Kerusakan ini dapat berupa penyempitan yang disebabkan oleh
pengerasan dinding dan sumbatan pada pembuluh darah tersebut. Semakin tinggi kadar nikotin dalam rokok, semakin parah kerusakan yang
mungkin ditimbulkan. Kerusakan pembuluh darah ini tentu akan mengurangi
aliran darah ke alat genital lelaki, yang akhirnya menyebabkan disfungsi
ereksi. Kalau sudah begini, bagaimana lagi mau bergaya dalam hidup?
Namun penelitian-penelitian yang telah dilakukan juga membuktikan bahwa
jika kerusakan pembuluh darah tidak parah, maka penghentian merokok
dapat kembali memulihkan fungsi ereksi ke kondisi normal. Jadi masih ada
harapan jika anda mulai mengambil tindakan berhenti merokok dari
sekarang.
Zat berbahan utama tembakau ini memang menimbulkan efek adiktif
(ketagihan) bagi tubuh karena mengandung zat nikotin. Walau adiktif yang
dikandung rokok tidak seberat adiktif pada narkotika dan obat-obat
berbahaya (narkoba), zat adiktif rokok sangat sulit dilepaskan.
Wanita Perokok Lebih Berisiko
Mungkin semua orang
sudah tahu kalau rokok berbahaya untuk kesehatan. Tetapi nyatanya
setiap tahun jumlah pecandu rokok di Indonesia terus bertambah. Data
terbaru menyebutkan bahwa 31, 4 persen penduduk Indonesia merokok, dan
4,83 persen diantaranya adalah wanita.
Seperti dilaporkan journal Stroke yang
diterbitkan oleh American Heart Association, perempuan muda pecandu
rokok berisiko lebih dari dua kali lipat mengalami stroke dibandingkan
mereka yang tidak merokok. Bahkan pada wanita yang termasuk
kategori pecandu berat, risiko stroke melonjak lebih tinggi yakni hingga
mencapai sembilan kali lipat.Para peneliti dari University of Maryland School of Medicine
mengungkapkan indikasi tersebut setelah melakukan riset mengenai risiko
stroke di antara wanita perokok berusia 15 hingga 49 tahun. Hasil riset menunjukkan wanita perokok memiliki kecenderungan 2,6 kali
lipat mengalami stroke dibandingkan non-perokok. Menurut pimpinan riset,
Dr. John Cole, wanita dengan konsumsi rokok paling banyak menghadapi
ancaman risiko paling tinggi mengalami serangan yang dapat menimbulkan
kelumpuhan dan kematian ini.Sebagai contoh, wanita yang menghabiskan rata-rata 21 hingga 39 batang
rokok setiap hari tercatat memiliki risiko stroke 4,3 kali lebih tinggi
ketimbang non-perokok. Sedangkan mereka yang menghisap sekitar 40 batang
atau sekitar dua bungkus per hari, risiko mengalami stroke bisa
mencapai 9,1 kali lipat ketimbang non-perokok.
Cole menegaskan hasil riset ini merupakan bukti nyata lainnya bahwa
rokok dapat memicu risiko terjadinya stroke yang juga dikenal sebagai
silent killer. Namun ia tidak menjelaskan bagaimana risiko stroke dapat
dipengaruhi jumlah batang rokok yang dihisap seseorang.
Stroke biasanya menyerang pada kelompok usia yang lebih dua ketimbang
populasi penelitian ini tetapi riset ini menunjukkan bahwa pada kalangan
remaja atau wanita muda pun risiko stroke meningkat sangat tajam.
Dalam riset ini, para ahli menganalisis catatan kesehatan dari 466
wanita yang mengalami serangan stroke dan 604 wanita lainnya yang belum
mengalami stroke pada kelompok usia, ras dan etnis yang sama. Menurut
data penelitian, sekitar seperempat wanita di AS usia 18 hingga 24 tahun
adalah perokok aktif, dan Cole berencana akan mengembangkan riset sama
dengan memfokuskan risiko stroke pada pria kelompok usia muda.
Apapun alasannya mempertahankan kebiasaan merokok, malah justru menjerumuskan lebih dalam ke jurang penyakit.
Namun pada kenyataannya kebiasaan merokok ini sulit dihilangkan dan
jarang diakui orang sebagai suatu kebiasaan buruk. Apalagi orang yang
merokok untuk mengalihkan diri dari stress dan tekanan emosi, lebih
sulit melepaskan diri dari kebiasaan ini dibandingkan perokok yang tidak
memiliki latar belakang depresi.
4 Fakta Keburukan Kompleks Pada Rokok
Bagi
perokok yang merasa keburukan pada rokok terlalu dilebih-lebihkan,
mungkin dapat mempertimbangkan kembali asumsinya setelah meninjau
beberapa fakta dibawah ini yang didapat dari berbagai sumber.
Fakta 1:
Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan
pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengeiritasi mata
dan pernapasan. Semakin pendek rokok semakin tinggi kadar racun yang
siap melayang ke udara. Suatu tempat yang dipenuhi polusi asap rokok
adalah tempat yang lebih berbahaya daripada polusi di jalanan raya yang
macet.
Fakta 2:
Perokok juga berisiko tinggi mengalami komplikasi atau sukarnya
penyembuhan luka setelah pembedahan termasuk bedah plastik dan
rekonstruksi, operasi plastik pembentukan payudara dan operai yang
menyangkut anggota tubuh, bagian bawah.
Fakta 3:
Dalam kasus yang berlanjut, rokok dapat menurunkan sistem kekebalan
tubuh sehingga memudahkan tubuh terpapar infeksi. Sebagaimana disertasi
yang disampaikan Sri Lelyati Masulili dalam pengukuhannya meraih gelar
doctor di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia di Jakarta,
belum lama ini.
Fakta 4:
Komponen gas asap rokok adalah karbonmonoksida, amoniak,
asam hidrosianat, nitrogen oksida dan formaldehid. Partikelnya berupa
tar, indol, nikotin, karbarzol dan kresol. Zat-zat ini beracun,
mengiritasi dan menimbulkan kanker (karsinogen). Sebetulnya apa sih
zat-zat tersebut dan bagaimana mereka membahayakan tubuh? Nih berikut
ini diantaranya:
- Nikotin. Zat yang paling sering
dibicarakan dan diteliti orang, meracuni saraf tubuh, meningkatkan
tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi dan
menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin
4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat
seseorang ketagihan.
- Timah hitam (Pb) yang dihasilkan
sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Sebungkung rokok (isi 20 batang) yang
habis diisap dalam satu hari menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas
timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari. Bisa
dibayakangkan bila seorang perkok berat menghisap rata-rata 2 bungkus
rokok per hari, berapa banyak zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh.
- Gas karbonmonoksida (CO) memiliki
kecenderungan yang kuat untuk berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel
darah merah. Seharusnya hemoglobin ini berikatan dengan oksigen yang
sangat penting untuk pernasapan sel-sel tubuh, tapi karena gas CO lebih
kuat daripada oksigen maka gas CO ini merebut tempatnya "di sisi"
hemoglobin. Jadilah hemoglobin bergandengan dengan gas CO. Kadar gas CO
dalam darah bukan perokok kurang dari 1 persen. Sementara dalam darah
perokok mencapai 4-15 persen.
- Tar adalah kumpulan dari
beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok dan bersifat
karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut
sebagai uap padat. Setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk
endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran pernafasan dan
paru-paru. Pengedapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok,
sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24-45 mg.
Tar dalam asap rokok juga
memperbesar peluang terjadinya radang gusi, yaitu penyakit gusi yang
paling sering tejadi yang disebabkan oleh plak bakteri dan faktor lain
yang dapat menyebabkan bertumpuknya plak di sekitar gusi. Tar dapat
diendapkan pada permukaan gigi dan akar gigi sehingga permukaan ini
menjadi kasar dan mempermudah perlekatan plak. Dari beberapa penelitian
yang telah dilakukan plak dan karang gigi lebih banyak terbentuk pada
rongga mulut perokok dibandingkan bukan perokok. Penyakit jaringan
pendukung gigi yang parah, kerusakan tulang penyokong gigi dan
tanggalnya gigi lebih banyak terjadi pada perokok daripada bukan perkok.
Pada perawatan penyakit jaringan pendukung gigi pasien perokok
memerlukan perawatan yang lebih luas dan lebih lanjut. Padahal pada
pasien bukan perokok dan pada keadaan yang sama cukup hanya dilakukan
perawatan standar seperti pembersihan plak dan karang gigi.
Merokok Penyebab Utama Kanker (Kantong Kering)
Dari
aspek kesejahteraan pun merokok lebih banyak mendatangkan keburukan
daripada manfaatnya. Zat adiktif nikotin dalam rokok menyebabkan
ketagihan karena rokok bersifat candu yang sulit dilepaskan dalam
kondisi apapun. Seorang perokok berat akan memilih merokok daripada
makan jika uang yang dimilikinya terbatas. Kemudian harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang
tergolong miskin, sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan keluarganya
sering dialihkan untuk membeli rokok. Rokok dengan merk terkenal
biasanya dimiliki oleh perusahaan rokok asing yang berasal dari luar
negeri, sehingga uang yang dibelanjakan perokok sebagaian akan lari ke
luar negeri yang mengurangi devisa negara. Pabrik rokok yang
mempekerjakan banyak buruh tidak akan mampu meningkatkan taraf hidup
pegawainya, sehingga apabila pabrik rokok ditutup para buruh dapat
dipekerjakan di tempat usaha lain yang lebih kreatif dan mendatangkan
devisa.
Di negara maju, tingkat kematian akibat tembakau diproyeksikan menurun.
Tapi, di negara berpendapatan menengah dan rendah, kematian akibat
merokok justru akan meningkat.Yang memprihatinkan saat ini Indonesia
belum juga meratifikasi Framework on Convention Tobacco Control/FCTC dan
menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang belum meratifikasi
FCTC tersebut. Sementara itu, konsumsi rokok di Indonesia terus
meningkat karena harga riil rokok stabil dan harganya sangat murah
dibandingkan harga rokok di negara Asia Tenggara lain.
Kerugian merokok telah berulang kali dipaparkan berbagai kalangan.
Antara lain merokok dapat mengurangi kinerja fungsi tubuh yang
mengakibatkan produktivitas menurun. Selain itu juga menyebabkan
kematian pada usia produktif. Hal itu berarti hilangnya pendapatan,
tabungan dan hilangnya investasi yang telah dilakukan. Kematian dini pada orangtua menurunkan
partisipasi sekolah anak-anaknya. "Orang yang berusia 40 tahun meninggal
dunia, kemungkinan besar anak-anaknya tidak bisa melanjutkan sekolah ke
jenjang yang lebih tinggi," kata Sri Moertiningsih.Yang memprihatinkan
lagi, pengeluaran rumah tangga untuk rokok terbilang besar yaitu 11,5
persen, sedangkan untuk membeli beras hanya 10,5 persen, untuk membeli
daging, ikan, susu dan telur 11 persen, sedangkan untuk kesehatan hanya
2,3 persen dan untuk pendidikan hanya 3,2 persen. Artinya merokok lebih
penting dibandingkan pendidikan anak-anak dan kesehatan keluarga.
Padahal, merokok merupakan kegiatan bodoh yang dilakukan manusia yang
mengorbankan uang, kesehatan, kehidupan sosial, persepsi positif, dan
lain sebagainya.
Bagaimana Caranya Berhenti Merokok?
Lucu
rasanya jika pertanyaan ini keluar dari mulut seseorang yang
menjalankan ibadah puasa. Dirinya dapat mendirikan komitmen menahan
segala bentuk perusakan pada tubuh dan ruhani dikala dirinya menjalankan
ibadah puasa. Namun yang terjadi setelah berbuka puasa justru kebiasaan
merokok yang buruk tersebut dijalaninya kembali. Bukankah prestasi
puasa merokoknya akan sia-sia?
Lalu bagaimana cara paling efektif untuk berhenti merokok?
Pertanyaan diatas adalah pertanyaan retorika. Anda tidak akan menemukan
jawabannya disini, justru Anda akan menemukan pada diri Anda, karena
tulisan ini cukuplah hanya menjadi media dari dalam hati nurani ke
pikiran Anda.
Kuncinya adalah tekad. Kemauan. Niat.
Seberapa kuat tekad, kemauan dan niat Anda untuk menjalaninya akan
mempengaruhi hasil akhirnya. Soal sistem penanganan medis maupun
penerapan kejiwaan yang manjur untuk total berhenti merokok hanyalah
mengambil sekian kecil persentase usaha seseorang dalam usaha berhenti
merokok.
Bertepatan dengan momentum bulan ibadah
puasa, ini adalah waktu yang tepat bagi orang yang memiliki tekad yang
kuat untuk meninggalkan rokok yang jelek dan bisa mendatangkan bahaya.
Momen ini adalah kesempatan yang baik untuk meninggalkan rokok karena
sepanjang siang seseorang harus menahan diri dari hal tersebut.
Sedangkan di malam hari, Anda dapat
menghibur diri dengan hal-hal yang bermanfaat mendatangkan manfaat
seperti halnya memperbanyak ibadah.
Apabila seorang pencandu rokok setelah
sebulan penuh meninggalkan rokoknya (karena momentum puasa yang dia
lalui), ini bisa menjadi penolong terbesar baginya untuk meninggalkan
kebiasaan rokok selamanya, dia bisa meninggalkan rokok tersebut di sisa
umurnya. Bulan Ramadhan inilah kesempatan yang baik. Waktu ini janganlah
sampai dilewatkan oleh pecandu rokok untuk meninggalkan kebiasaan
rokoknya selamanya.